RIVIEW FILM NKCTHI

Awal tahun 2020 dibuka dengan adanya film adaptasi yang bercerita tentang keluarga. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) yang pasti sudah familiar karena film ini di adaptasi dari buku karya Marchella P. Film ini juga menjadi film pertama yang meraih 1 juta lebih penonton di tahun ini.
Bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki rahasia dimana hal tersebut yang justru menjadi boomerang dimasa depan. Barangkali cerita tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan nyata beberapa orang. Di sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak, si sulung, tengah, dan si bungsu. Seperti kebanyakan keluarga, si sulung adalah kakak yang harus bertanggung jawab dalam menjaga adik-adiknya. Sedangkan si anak tengah terkadang eksistensinya tidak begitu terlihat di keluarga. Terakhir si bungsu, anak terakhir yang menjadi pusat perhatian di keluarga.
Film ini menyajikan cerita dengan alur maju dan mundur. Semua cerita saling berkaitan dan beberapa scene justru menjadi jawaban atas cerita-cerita sebelumnya. Walaupun ada beberapa adegan yang terlalu dramatis dan terkesan dipaksakan.
Hal terpenting yang dapat kita ambil dari film ini adalah sebuah keterbukaan. Kita tahu, bahwa setiap keluarga pasti punya rahasia. Namun, apakah kalian mengetahui rahasia dikeluarga kalian?
Seperti di film ini, rahasia yang dari awal sudah di sembunyikan oleh sang ayah kepada anak-anaknya, sebagai dalih bahwa mereka tidak perlu tahu, karena kehidupan masih panjang dan rahasia tersebut hanya akan menajdi sebuah beban jika semuanya tahu.
Namun, hal tersebut justru menjadi sebuah masalah dikemudian hari ketika salah satu anak mengungkapkan kebenaran di depan keluarga. Semua kecewa dan menuntut sang ayah atas apa yang ia simpan selama ini.
Seperti salah satu kutipan di Buku NKCTHI "bumi tidak hanya berputar buat kita, jadi jangan egois" bahwa yang menurut kita baik untuk orang lain, belum tentu baik dimata mereka. Seperti si ayah yang menganggap rahasia keluarga tidak perlu di ceritakan kepada semua anggota keluarga, karena menurutnya itu yang terbaik. Tetapi ternyata salah. Hal itu karena keegoisan si ayah.