Kepanikan luar biasa terjadi ketika virus covid ini mulai menjadi pandemi. Warga Indonesia yang awalnya merasa Ndak harus panik tiba-tiba harus panik. Karena virus ini sampai juga di Indonesia. Lock down atau karantina wilayah mulai mengemuka. Kepanikan sampai kapan virus ini berakhir juga belum bisa dipastikan.
Bayangan pertama ketika virus ini sudah menjangkiti orang adalah orang tersebut harus diisolasi. Artinya harus melawan sendiri di ruangan dengan tenaga yang ada. Support atau dukungan hanya datang melalui media. Handphone adalah satu2nya alat untuk komunikasi. Bagi orang Indonesia dukungan secara langsung atau dekat dengan orang yang sakit atau diberi dukungan adalah sebuah budaya. Bukan layaknya orang luar negeri yang sakit di rumah sakit sendirian. Orang sakit itu bukan hanya butuh istirahat tapi juga hiburan dari obrolan. Ya obrolan. Orang sakit akan melupa sebentar dengan sakitnya dengan dihibur orang lain dengan membicarakan tentang hal lain. Kehangatan orang yang akan dekat dengan kita adalah hal yang sangat dinanti karena kita seolah merasa dihargai dan dijadikan manusia seutuhnya. Ya begitulah virus ini menyerang. Karena sebenarnya kita lupa akan satu hal yaitu imunitas atau ada juga teman kita yang ada didalam diri kita siap membantu kesembuhan kita. Selain datang dari luar ternyata Tuhan sudah menciptakan teman buat kita untuk melindungi kita.
Kalaupun sudah bisa beraktivitas diluar orang yang sudah kena virus ini seolah-olah harus dihindari. Kita tidak boleh dekat dengan orang tersebut. Sebagai manusia sosial kita tak tahan akan itu. Walaupun sifat kita yang suka menyendiri kita kadang juga butuh teman. Merasa dikucilkan adalah sifat jahat yang dilakukan karena terjangkit virus ini. Hubungan sosial yang tadinya bagus karena ada virus ini jadi saling curiga. Kehangatan antar kita jadi terganggu. Seolah semua menjauh dan enggan mendekati kita. Mungkin ini pesan dari Tuhan jika kita beberapa tahun ini sibuk dengan apa yang disebut handphone. Kalaupun kita berkumpul tapi kita sibuk dengan perangkat kita masing-masing. Kalau itu kita renungkan mungkin ini teguran dari Tuhan.
Banyak kejadian ketika salah satu keluarga yang meninggal karena virus ini maka keluarga lain diisolasi. Hal ini sangat mempengaruhi psikologis mereka. sedang keadaan sedih mereka harus sendiri menghadapi semua. Kalau yang Ndak kuat ya mungkin bisa bunuh diri atau sakit. Ini adalah bagian yang paling kejam dari virus ini. Kenapa tidak, orang yang sedang berduka itu butuh keramaian agar sejenak melupakan kesedihannya. Tapi hal ini lagi-lagi kita harus membahagiakan diri kita sendiri tanpa bantuan orang lain. apa tuhan melihat kita sudah sangat individual sehingga harus memperlihatkan hal semacam ini. Kita harus peduli pada semua orang. Kita baru merasakan jika ada hal yang semacam ini.
Semoga pendemi ini segera berakhir. Vaksin sedang berlangsung. Jangan terlalu lama vaksin ini terealisasi di negara kita. Agar hal-hal yang menyedihkan tidak tambah banyak.
iya emang jahat
BalasHapus